"Aku membantu orang lain. Justru hal-hal yang kaubilang merepotkan itulah yang membuat semua upayaku berharga". (hlm. 144)
Haiiii, aku balik nulis blog lagi, nih. Dan pada kesempatan ini, aku mau menulis review atau ulasan dari salah satu novel karya dari penulis favoritku sekarang~ Novel yang akan aku ulas kali ini berjudul "Keajaiban Toko Kelontong Namiya" karya Keigo Higashino. Mungkin, para pembaca saat ini udah nggak asing lagi sama nama Keigo Higashino. Yap! Di beberapa novel karyanya yang udah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia kebanyakan bergenre misteri, thriller, teka-teki, detektif, kriminal, dan pembunuhan. Pada awalnya, aku mengira kalau novel ini juga akan mengusung genre yang sama. Ternyata ... sangat berbeda dari perkiraanku. Kenapa, ya, kira-kira? Intip sinopsis atau blurb dari novelnya, yuk!
Content Warning ⚠️⚠️ : INI NOVEL SELF IMPROVEMENT BERKEDOK FIKSI
SINOPSIS ATAU BLURB
Ketiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.
Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.
Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada oranng-orang yang meminta bantuan.
Hanya untuk satu malam.
Dan saat fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi...
REVIEW
Rate Pribadi : 10/10!!!!
Bagi aku, penggemar baru dari Keigo Higashino, novel ini merupakan cerita yang bernuansa baru dan memberikan keteduhan dengan perlahan, namun bikin ketagihan. Aku mengoleksi dan telah membaca beberapa karyanya yang lain, tetapi novel ini sangat berbeda dari beberapa karyanya yang telah kubaca. Karena novel-novel yang telah kubaca, semuanya bergenre detektif, misteri, dan pembunuhan. Sehingga, ketika aku membaca novel ini, perasaanku tentram, tetapi otakku terus mencerna plot dari bukunya. Buku ini membuatku ketagihan, karena aku dibuat penasaran dengan penjelasan dan garis waktu di novel tersebut.
Seperti yang ada di sinopsis, buku ini mengisahkan petualangan beberapa pemuda yang bersembunyi karena melakukan sebuah tindakan kriminal. Tak disangka, tempat persembunyian mereka merupakan sebuah toko kelontong yang sejak dahulu memiliki reputasi yang melegenda di daerahnya. Di saat mereka sedang bersembunyi, tiba-tiba ada sebuah surat yang mereka terima di dalam toko tersebut. Ketika mereka menanggapi surat tersebut, petualangan menakjubkan mereka dimulai karena mereka menyadari bahwa terdapat perbedaan waktu antara di dalam dan di luar toko.
Dalam novel ini, terdapat berbagai POV atau sudut pandang yang berbeda-beda. Karakter utama di novel ini selain para pemuda tersebut, yaitu kakek pemilik toko kelontong tersebut beserta anaknya lelakinya. Kedua tokoh tersebut memegang peranan penting dalam plot ini. Tetapi, para pemuda itu turut memiliki andil dalam reputasi yang diraih oleh toko kelontong tersebut. Keigo Higashino selalu memiliki teknik yang cerdas untuk mengaitkan keseluruhan tokoh yang muncul dalam karya-karyanya.
Dalam novel ini, semua tokoh saling berkaitan, padahal terdapat perbedaan waktu di masa depan dengan masa lalu. Plot dalam novel ini bener-bener bikin aku mindblowing, karena ketika aku baca ... banyak adegan yang membuatku berteori. Konsep "ketimpangan waktu" dalam novel ini juga terbilang unik. Kalau seseorang berada di dalam toko, maka waktunya akan berhenti, Tetapi, jika ada di luar toko, maka waktu akan berjalan dengan semestinya. Para pemuda (masa kini) yang bersembunyi di dalam toko menyadari hal tersebut ketika mereka membalas sebuah surat dari seseorang di masa lalu. Dan surat balasan mereka mendapatkan balasan lagi dari masa lalu. Sederhananya, ketika mereka berada di dalam toko kelontong, mereka dapat berkomunikasi dengan seseorang di masa lalu melalui surat. Begitupun sebaliknya, seseorang di masa lalu mengirimkan surat di toko itu yang diterima oleh para pemuda tersebut di masa depan.
Kakek pemilik toko kelontong itu memiliki peranan penting karena "ketimpangan waktu" tersebut terjadi karena ada suatu perasaan di dalam dirinya bahwa akan ada seseorang di masa depan yang mengirimkan surat untuknya di toko tersebut sebagai ucapan terima kasih. Ia ingin mengetahui apakah nasihat-nasihat atau saran darinya kepada orang-orang yang mengirimkannya surat berisi keluhan hidup itu dapat berguna atau tidak. Adegan ini membuatku merinding, karena mengandung berbagai kejadian yang membuatku terharu dan menusuk relung jiwa. Jujur, sebenernya aku sampe nahan nangis.
Banyak banget kisah inspiratif dan amanat yang bisa dipetik dari berbagai cerita orang-orang yang punya masalah dan "ngadu" ke kakek Namiya. Aku merasa relate dengan beberapa kisah para tokoh di novel ini, dan ketika kakek Namiya atau para pemuda itu menulis surat balasan, aku merasakan sensasi yang menusuk. Kayak "jleb!" banget di hati aku. Terdapat kisah yang membahas tentang impian, keluarga, pasangan, anak, dan lain-lain. Dan semua kisah yang ada di dalam novel ini, semuanya berada di satu garis waktu yang sama walaupun terdapat perbedaan waktu.
Novel ini kental dengan genre Slice of Life-nya. Bahkan aku setiap baca per-tiga halaman aja kayak "DEG!", terus bereaksi dengan "HAHHH??!!". Setelah itu, aku menutup bukunya dan menghela napas. Kemudian, merenungi alurnya. Karena emang se-gak menyangka itu. Terakhir, bagi aku, novel ini membuka insight "bisa jadi hal baik atau niat baik yang sedang kita lakukan itu bisa menyelamatkan hidup orang lain di kemudian hari".